BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pemanasan
Global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata
tmosfer, laut dan daratan bumi. IPPC ( Intergovermental Panel on Climate Change
) menyimpulkan bahwa, ” Sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak
pertengahan bad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya
konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah
kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah
dan akademik termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8.
Akibat dari pemanasan global ini akan membahayakan bagi kehidupan mendatang.
B. Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian dan akibat dari
pemanasan global.
2. Menjelaskan penyebab dan dampak serta cara
pengendalian dari pemanasan global.
C. Permasalahan
1. Apakah yang dimaksud dengan pemanasan
global?
2. Apakah akibat dari pemanasan global?
3. Mengapa pemanasan global dapat terjadi?
4. Apakah dampak dari pemanasan global?
5. Bagaimana pengendalian dari Pemanasan
Global?
D. Metode
1. Kepustakaan
2. Penelitian
E. Sistematika
Penulisan
Bab
I : Pendahuluan terbagi menjadi Latar Belakang, tujuan, permasalahan, metode
dan sistematika penulisan. Bab II terdapat pembahasan. Bab III: Penutup berupa
kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses
peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan
perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya
intensitas fenomena cuaca yang ekstrim,serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah
terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
B. Penyebab pemanasan global
1. Efek rumah kaca
Segala sumber energi yang terdapat
di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi
gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia
berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan
menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas
ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun
sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon
dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan
memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas
tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus
sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
2. Efek umpan balik
Penyebab pemanasan global juga dipengaruhi
oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada
penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2,
pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke
atmosfer.
Karena
uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan
menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan
konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila
dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. Umpan balik ini hanya
berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang
panjang di atmosfer.
3. Variasi Matahari
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa
variasi dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan,
dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme
ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas
Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan
stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati
sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi
kontributor utama pemanasan saat ini.
C. Dampak pemanasan global
1. Iklim Mulai Tidak Stabil
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama
pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern
Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya,
gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es
yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya
mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan
di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan
lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area.
Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk
meningkat.
2. Peningkatan permukaan laut
Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur
dari daerah dengan lingkungan yang stabil secara geologi.Ketika atmosfer
menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya
akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan
mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi
muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 - 25 cm (4 - 10 inchi) selama
abad ke-20, dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 - 88 cm
(4 - 35 inchi) pada abad ke-21.
3. Suhu global cenderung meningkat
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang
hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini
sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya
curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis
semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh.Daerah pertanian gurun yang menggunakan air
irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack
(kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan
mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat
mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
4. Gangguan ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup
yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah
dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke
arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya,
mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi,
pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang
bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau
lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu
secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
D. Pengendalian pemanasan global
Kerusakan
yang parah dapat diatasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi
dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara lainnya,
pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih
tinggi. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, dapat menyelamatkan tumbuhan
dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah
yang belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara
perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang
lebih dingin.
Ada dua pendekatan utama
untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca. Pertama, mencegah
karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen
karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration
(menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemanasan
global adalah suatu peristiwa yang harus kita cegah. Pemanasan global memberi
dampak dikehidupan kita baik itu dampak positif atau negatif. Salah satu
penyebab dari pemanasan global yang diakibatkan oleh manusia adalah efek rumah
kaca. Pemanasan global dapat dikurangi dan dicegah sejak dini dengan menjaga
lingkungan tetap lestari dan menggunakan bahan yang ramah lingkungan. Apabila
pemanasan global itu terus berlanjut maka es yang berada dikutub utara sedikit
demi sedikit akan mencair dan yang khirnya menyebabkan permukaan bumi rata
dengan air.
B. Saran
Gunakanlah
alat-alat atau bahan yang ramah lingkungan dalam rangka pencegahan pemanasan
global sedini mungkin.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Lynde, Carlenton John. 1977. Mempraktekkan Ilmu Alam dengan Alat Sederhana.
Jakarta : PT Kinta Bekerjasama dengan Yayasan Dana buku Franklin Jakarta
Newyork.
2. Nasoetion, A.H.dkk.1986. Manusia dan Alam Sekitarnya Jilid 1,2 dan 3.
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.
3. Unesco.
1965. Sumber Sumber Ilmu Pengetahuan Alam.
Jakarta : Bhatara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar